Pesan Penting Pangdam V/Brawijaya Saat Dialog dengan Perguruan Silat se-Jawa Timur

  • Whatsapp
Pesan Penting Pangdam V/Brawijaya Saat Dialog dengan Perguruan Silat se-Jawa Timur
Pesan Penting Pangdam V/Brawijaya Saat Dialog dengan Perguruan Silat se-Jawa Timur. Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf di antara para pemimpin perguruan silat se jawa timur/ Foto: Jafarbua

Upaya baik yang dilakukan oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Hermanto mengundang sejumlah pimpinan Perguruan Silat se-Jawa Timur harus diapresiasi. Pertikaian antar-perguruan Silat yang sampai menimbulkan korban jiwa harus disudahi. Demikian disampaikan Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf, MA di aula Polda Jatim, Jl. Ahmad Yani, Surabaya, Kamis (16/3/2023).

Baca juga: warga-desa-pesaku-dan-rarapadende-sepakat-berdamai

“Pertikaian yang sampai menimbulkan korban jiwa antar-perguruan silat di Jawa Timur sudah menjadi isu nasional. Bahkan Presiden Joko Widodo mempertanyakan itu pada kesempatan kami, saya dan Kapolda menemani beliau. Ini harus kita sudahi,” kata Pangdam.

Ia juga menyampaikan bahwa Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan keprihatinannya atas pertikaian yang berlarut-larut itu.

Baca juga : paluekspres.com/683/sekkot-konflik-di-palu-ibu-ibu-jadi-supporter

“Panglima TNI mengaku malu di daerah kelahirannya ada masalah seperti itu. Olehnya Panglima meminta kami bisa segera mencari jalan keluar untuk masalah ini,” ungkap mantan Kepala Penerangan Kopassus ini.

Kepada pimpinan Perguruan yang hadir dalam pertemuan itu, ia meminta untuk dapat mengawasi anak-anak asuhnya. Itu agar kasus-kasus serupa tidak akan terjadi berulang-ulang.

Baca juga : ketum-golkar-girang-jokowi-prabowo-bisa-pelukan

“Pemimpin itu harus memiliki kebesaran hati. Pemimpin harus mampu membimbing murid agar terkontrol. Pemimpin tidak boleh mengajarkan perselisihan. Pemimpin yang baik itu harus mampu kendalikan anak buah, hemat Pangdam Brawijaya.

Danrem 132/Tadulako 2020-2021 ini melihat pencak silat adalah seni dan merupakan karya budaya yang luhur dari bangsa kita. Sebagai seni tentu itu harus bermanfaat bukan merusak. Olehnya, Farid meminta kehormatan dan kepribadian yang baik menjadi dasar dari segala tindakan mereka. Jangan sampai karena berkelompok terus merasa kuat dan besar sendiri sehingga maunya menang sendiri lalu ujung-ujungnya bertindak anarkis.

Baca juga : mirip-zohri-yuliana-anak-yatim-total-bonus-rp-13-juta

Pada kesempatan itu, ia juga menekankan mengapa anak asuh harus dijaga dengan baik. Itu mengingat mereka masih berusia muda. Rata-rata belasan tahun. Bila mereka sudah tersangkut tindak pidana di usia muda, ini akan mempengaruhi pertumbunan mental mereka. Lagi pula bila ada anak asuh yang tersangkut kasus hukum yang pusing adalah orang tua mereka, bukan perguruan silatnya.

Pos terkait