Ratusan Desa di Sulteng Warganya Gunakan Kayu Bakar

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenagh masih diperhadapkan dengan pekerjaan rumah (PR) yang besar untuk merealisasikan Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian Gas Tabung 3Kg.

Pasalnya, masih terdapat ratusan desa di provinsi ini yang warganya menggunakan kayu bakar sebagai jenis bahan bakar untuk memasak.

Bacaan Lainnya

Hal itu diperoleh dari data yang dirilis BPS Sulteng pada Senin (17/12/2018). Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulteng mengatakan, sebanyak 775 desa/keluarahan dari 2.020 desa/keluarahan yang ada di Sulteng, sebagian besar warganya masih menggunakan kayu bakar sebagai jenis bahan bakar utama untuk memasak.

Namun untuk detail daerah mana saja yang warganya masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar utama untuk memasak, tidak dicantumkan oleh BPS Sulteng.

Wahyu Yulianto mewakili Kepala BPS Sulteng, Faisal Anwar pada press realis BPS hanya menyebutkan secara umum mengenai jumlah desa/keluarahan di Sulteng yang sebagian besar warganya masih menggunakan kayu bakar. Rinciannya, 1.067 desa/kelurahan yang warganya sudah menggunakan LPG 3kg sebagai bahan bakar utama untuk memasak. Sebanyak 98 desa/kelurahan yang warganya ada menggunakan LPG lebih dari 3kg, serta 775 desa/keluarahan yang warganya masih menggunakan kayu bakar.

Wahyu menjelaskan, penggunaan LPG sebagai bahak bakar untuk memasak oleh mayoritas warga pada suatu desa, sudah melebihi separuh dari jumlah desa/kelurahan yang ada di Sulteng. Data yang diperoleh BPS berdasarkan wawancara langsung ke warga di setiap desa/kelurahan, 53 persen desa/kelurahan mayoritas warganya sudah menggunakan LPG 3Kg sebagai bahan bakar untuk memasak.

Banyaknya warga di desa/kelurahan menggunakan LPG sebagai bahan bakar untuk memasak karena akses untuk memperoleh LPG lebih mudah. “Desa yang ada agen LPG meningkat sangat pesat, mencapai 557 persen dari tahun 2014,” kata Wahyu.

Wahyu pada kesempatan tersebut juga memaparkan tingkat kemudahan warga di desa/keluarahan untuk mengakses informasi melalui jaringan telepon selular.

Menurutnya, 1.812 desa atau 90 persen dari total desa/kelurahan se- Sulteng, telah dapat dijangkau dengan sinyal telepon seluler di sebagian besar wilayah. Jumlah tersebut, sudah termasuk di dalamnya 638 desa/kelurahan yang jangkauan sinyalnya lemah.
“Masih ada 208 desa yang sama sekali belum dijangkau sinyal telepon seluler,” ujar Wahyu.

Pos terkait