Terdampar di Darat Akibat Tsunami Palu, Kapal Sabuk Nusantara 39 akan Diangkat Saat Air Laut Pasang

  • Whatsapp

 

PALU EKSPRES, WANI – Kapal Sabuk Nusantara 39 yang terbawa ombak hingga ke daratan pada peristiwa tsunami 28 September 2018 lalu, saat ini mulai dilakukan upaya untuk mengembalikannya ke laut. Sejak peristiwa tsunami, kapal perintis tersebut tidak bergerak dari posisinya di salah satu sisi di daratan Pelabuhan Wani.

Sejak Minggu 6 Januari 2019 beberapa pekerja telah terlihat mempersiapkan proses pengembalian kapal tersebut ke laut. Direktur Armada PT Pelni, Muhamad Tukul Harsono menyebutkan, proses yang telah dijalani salah satunya adalah menunjuk tim yang bekerja profesional dalam pengembalian kapal tersebut ke laut.

Secara teknis proses tersebut akan dijalani dengan menempatkan balon-balon udara raksasa di bawah badan kapal, agar kapal tersebut dapat dengan mudah ditarik ke laut. Hingga Senin 7 Januari 2019, telah terpasang sebanyak 5 balon udara raksasa.
“Perlu waktu lagi sekira semingguan, karena harus masang balon sekitar 15 biji. Hari ini baru terpasang 5, saya hitung baru 40-an persen. Kondisi kapal Alhamdulillah baik tidak ada kebocoran,” kata Tukul.

Terkait waktu penurunan kapal, Tukul menyebutkan hal itu akan menyesuaikan dengan kondisi pasnag surut air laut, yakni menunggu kondisi pasang tertinggi sekitar 24 desimeter agar proses penurunan berjalan dengan baik.
“Secara teknis paling tidak kita cari waktu pasang tertinggi, itu sekitar tanggal 20-an (Januari 2019-red), moga-moga nanti kalau timnya menghitung risiko dengan baik, sebelum itu bisa diluncurkan,” lanjutnya.

Tukul juga menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada warga sekitar Pelabuhan Wani, yang menurutnya telah berandil besar dalam membantu mengawasi kapal tersebut sehingga dalam kondisi aman dan terjaga dengan baik.

Kapal Perintis Sabuk Nusantara 39 yang selama ini “berdiri kokoh” usai terbawa ombak tsunami ke daratan, cukup populer di kalangan masyarakat sebagai salah satu saksi bisu peristiwa tsunami yang melanda teluk Palu.

Sejak peristiwa yang terjadi pada 28 September 2018 tersebut, sejumlah warga dari berbagai daerah turut menyempatkan mengabadikan diri di sekitar badan kapal tersebut. (abr/palu ekspres)

Pos terkait