Ironi; Negara Agraris Dan Maritim Masih Impor Pangan

  • Whatsapp
Dr Hasanuddin Atjo/ Istimewa

Fenomena ini kemudian menjadi menarik didiskusikan, karena ada nitizens berpendapat bahwa “ada pembiaran” agar negeri ini tidak mampu mendongkrak ketersediaan pangan secara mandiri, dengan harapan impor tetap “terpelihara dan menjadi satu kebutuhan”.

Terlepas dari pikiran para nitizens, kita bisa melihat bagaimana upaya yang diambil oleh Presiden Jokowi bersama jajarannya untuk keluar dari tekanan impor pangan dengan mendorong kemampuan didalam negeri guna menaikkan produksi pangan sebagai upaya perbaikan ketahanan pangan.

Bacaan Lainnya

Pertama, di tahun 2019 lembaga riset yang ada disetiap kementrian dan lembaga disatukan menjadi BRIN, Badan Riset dan Inovasi Nasional, selevel menteri berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Tujuannya agar fokus pada riset terkait program prioritas dengan dana terbatas.

Kedua, di tahun 2019 pertama kali dicanangkan peningkatan produksi pangan berbasis kawasan disebut “Food Estate” dengan rolemodel seluas 30.000 ha di Kalimantan Tengah dengan komoditi padi dan singkong. Harapannya rolemodel ini bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya.

Ketiga,di tahun 2021 telah dibentuk Badan Pangan Nasional, pengganti Badan Ketahanan Pangan dibawah menteri Pertanian. Badan pangan Nasional, lembaga pemerintah di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.Tugas pokoknya adalah melaksanakan fungsi dari kewenangan tiga menteri yaitu Pertanian, Perdagangan, BUMN dalam urusan ketahanan pangan.

Tiga regulasi ini , dinilai sebagai kerangka besar mengurangi impor pangan, sekaligus meningkatkan produksi pangan di dalam negeri dalam rangka meningkatkan IKP yang cenderung menurun. Tinggal bagaimana komitmen para pihak di dalam implementasi.

Terakhir, bahwa berbagai upaya yang dilakukan tidak bisa berdiri sendiri, harus diikuti revolusi mental yang masih bersoal, pengawasan dan penegakan hukum yang lebih kuat. Dan untuk hal itu diperlukan sejumlah “strong leader” di pusat maupun daerah dalam mengawal implementasi program.Semoga ***

(Penulis adalah ketua Shrimp Club Indonesia Sulawesi, Doktor Penemu Pengelolaan Tambak Udang Vanamae Supraintensif)

Pos terkait